Friday, November 13, 2009

KINERJA LEADERSHIP SEBUAH PERSPEKTIF BARU


KINERJA LEADERSHIP SEBUAH PERSPEKTIF BARU

May 19, 2008 By: redaksi Category: Artikel

Oleh Dicky

Dalam organisasi pada umumnya, sering kita jumpai seseorang yang memegang posisi leadership tidak menghasilkan kinerja bagi organisasi yang dipimpinnya, sehingga timbul pertanyaan : “Sebenarnya kinerja macam apa yang diharapkan dari leader?”. Banyak penyebab yang menjadikan leader tidak menghasilkan kinerja bagi organisasi yang dipimpinnya.

” PERTAMA :
Kemungkinana leader tidak memahami kinerja yang diharapkan dari posisisnya sebagai leader.

” KEDUA :
kemungkinan leader tidak memahami peran leadership yang disandangnya

” KETIGA :
Kemungkinan leader tidak memiliki leadership skill yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja leadership

” KEEMPAT :
Kemungkinan leader tidak memiliki semangat untuk memfokuskan dan mendorong usahanya dalam menghasilkan kinerja leadership.

Diperlukan rerangka konseptual kinerja untuk memberikan peta bagi para leader tentang komponen yang diperlukan untuk membangun kinerja leadership bagi oganisasi. Oleh karena perwujudan kinerja untuk membangun kinerja leadership melibatkan banyak personel di dalam organisasi, diperlukan rerangka konseptual yang dapat dijadikan sebagai working model, sehingga leader dapat menghasilkan kinerja leadership

MANAGERSHIP VERSUS LEADERSHIP

Managership berbeda dengan leadership dalam beberapa hal berikut ini :

1.Leadership berhubungan dengan top line: “Apa yang ingin kita hasilkan?”.
Managership berkaitan dengan bottom line : “Bagaimana kita menghasilkan sesuatu dengan cara terbaik dan efisien”.

2.Leadership melaksanakan sesuatu yang tepat.
Managership melaksanakan sesuatu dengan benar.

3.Leadership menentukan apakah tangga disandarkan pada dinding yang tepat.
Managership berkaitan dengan efisinsi dalam pemanjatan tangga menuju keberhasilan.

4.Leadership berkaitan dengan inovasi dan penciuman inisiatif .
Managership berkaitan dengan pengkopian, dan pengelolaan status quo.

5.Leadership berkaitan dengan “apa” dan “mengapa”.
Managership berkaitan dengan “bagaimana”.

6.Leadership berkaitan dengan kepercayaan (trust)-berkaitan dengan kemanusiaan.
Managership berkaitan dengan sistem, pengendalian, prosedur, kebijakan dan struktur.

Leader adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan visi yang mengandung kewajiban untuk mewujudkannya, yang membawa orang lain ke tempat yang baru, yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan visinya ke dalam kenyataan. Leader memiliki kemampuan menarik orang lain untuk secara bersama-sama mewujudkan visinya. Apa yang dilakukan oleh leader adalah menginspirasi orang lain, dan memberdayakan orang lain untuk mewujudkan visinya. Leader menarik orang lain bukan mendorong orang lain.

Usaha untuk menjadi seorang leader bukan sesuatu yang mudah dilaksanakan, sebagaimana tidak mudah pula untuk menjadi seorang dosen atau seorang dokter. Oleh karena itu, jika orang mengatakan bahwa menjadi leader adalah mudah, orang tersebut sebenarnya membohongi dirinya sendiri. Namun , belajar untuk memimpin sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan dengan yang kita perkirakan, karena kita masing-masing memiliki potensi untuk menjadi seorang leader. Proses untuk menjadi seorang leader persis sama dengan proses untuk menjadi manusia seutuhnya. Leader memegang kepercayaan orang lain, yang terdiri dari bawahan, pengikut, staf, rekan kerja lain. Pengikut mengharapkan leader untuk menafsirkan realitas, menjelaskan kenyataan sekarang, dan melukiskan gambaran masa depan (visi) yang harus diwujudkan. Leader memerlukan kerangka konseptual untuk membangun kinerja leadership yang menjadi tanggung jawabnya dan untuk membangun leadership potensial seluruh anggota organisasi.

KINERJA LEADERSHIP

Orang yang memegang posisi leadership perlu memahami kinerja apa yang dituntut dari padanya untuk dapat memenuhi persyaratan peran, kompetensi, dan usaha yang diperlukan dalam meghasilkan kinerja tersebut. Secara singkat leader organisasi dituntut untuk menghasilkan perubahan yang diperlukan agar organisasi mampu bertahan hidup dan berkembang di dalam lingkungan bisnis yang dimasukinya. Dan oleh karena lingkungan bisnis global sekarang ini sangat turbulen, organisasi sangat memerlukan leader untuk menciptakan perubahan-perubahan yang diperlukan oleh organisasi, agar organisasi mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis. bahkan oleh karena perubahan di lingkungan bisnis global telah mengalami perubahan menjadi pesat, radikal, konstan, dan persuasif.
Leader dituntut untuk membangkitkan leadership potensial semua anggota organisasi, sehingga organisasi memiliki banyak leader untuk mampu secara respontif menghadapai perubahan atau menciptakan perubahan yang diperlukan.
Untuk menghsilkan kinerja leadership dan untuk membangkitkan leaderhip potensial seluruh anggota organisasi, leader memerlukan suatu rerangka konseptual sebagai working model.

RERANGKA KONSEPTUAL KINERJA LEADERSHIP

Rerangka konseptual kinerja leadership (conceptual framework of leadership performance) adalah suatu struktur komponen-komponen yang membentuk kinerja orang yang memegang posisi leadership. Rerangka konseptual ini dipakai sebagai model untuk membangun kinerja leadership yang bersifat abstrak. Setiap komponen yang membentuk rerangka konseptual ini dapat dikembangkan lebih lanjut secara rinci dan bersifat konseptual pula.

Mengapa kinerja leadership memerlukan rerangka konseptual ? Rerangka konseptual kinerja leadership dibutuhkan untuk :

1. Memungkinkan orang yang memegang posisi leadership memahami kinerja yang dituntut daripadanya berupa peran, ketrampilan, serta usaha yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja tersebut.
2. Memungkinkan leader membangkitkan leadership potensial seluruh anggota organisasi, sehingga organisasi secara responsif mampu menghadapi perubahan, bahkan menciptakan perubahan yang diperlukan.

Penjelasan Singkat Gambar Rerangka Konseptual Kinerja leadership

Kinerja leadership (kotak No. 1) ditentukan oleh tiga faktor : bakat dan kemampuan (kotak No. 2), persepsi tentang peran (kotak No. 3), dan usaha (Kotak No. 4).

leadership

Kinerja leadership pada dasarnya adalah untuk menjadikan organisasi yang dipimpinnya sebagai mission-focused, vision-directed, philosophy-driven, dan value-based institution (kotak No.5).

Oleh karena leader dituntut untuk menghasilkan kinerja leadership seperti tersebut diatas, maka leader perlu memahami value-adding role (kotak No. 6) yang disandangnya. Untuk mampu melaksanakan value-adding role tersebut, leader perlu memiliki leadership skill memadai (kotak No.7).

Usaha (kotak No.4) merupakan faktor yang menentukan apakah bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh leader (kotak No.2) dan persepsi tentang peran (kotak No.3) mampu menghasilkan kinerja leadership (kotak No.1). Untuk mampu menjadikan organisasinya sebagai mission-focused, vision-directed, philosophy-driven, dan value-based institution (kotak No.5),

Leader memerlukan sarana untuk memacu usahanya dan usaha seluruh anggota organisasi. Risk and learning (kotak No.8) merupakan pembangkit usaha leader dan seluruh anggota organisasi untuk mewujudkan kinerja leadership. Belief dan courage (kotak No.9) merupakan pemacu semangat leader dan seluruh anggota organisasi di dalam usaha mewujudkan kinerja leadership.

KINERJA YANG DITUNTUT DARI LEADER

Dalam posisinya sebagai leader, kinerja apa yang dituntut dari seseorang?. Penentuan kinerja macam apa (kotak No.1) yang dituntut dari seorang leader sangat menentukan peran yang disandang oleh seseorang (kotak No.3), bakat dan kemampuan (kotak No.2) yang diperlukan untuk melakasankan peran tersebut, serta usaha (kotak No.4) yang dicurahkan untuk mewujudkan bakat dan kemampuan dalam peran yang dipegangnya.
Di dalam memimpin organisasi, pada dasarnya leader dituntut menghasilkan kinerja untuk menjadikan organisasinya sebagai mission-focused , vision-directed, phylosophy-driven, dan value-based institution (kotak No.5).

ING NGARSA SUNG TULADA (PATH FINDING)

Seorang leader harus berada didepan sebagai tokoh teladan.
Apa makna “di depan leader memberikan teladan?”

1. Leader memiliki visi, sesuatu kemampuan untuk melihat melampaui realitas sekarang untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, dan untuk mencapai keadaan yang belum pernah dialami sebelumnya. Visi menjadikan leader terdepan dalam cara berpikir, melampaui orang pada umumnya. Visi menjadikan leader terbuka terhadap hal-hal baru yang merupakan trend masa yang akan datang. Leader adalah trend setter.

2. Leader merumuskan visi organisasi dan memilki komitmen tinggi terhadap visi organisasi yang telah dirumuskan.

3. Leader mengkomunikasikan visi organisasi kepada seluruh anggota organisasi agar di dalam diri orang tersebut tumbuh komitmen mereka terhadap visi organisasi.

4. Leader tidak hanya memiliki komitmen terhadap visi organisasi yang telah dirumuskan, namun juga memiliki komitmen terhadap perjalanan untuk mewujudkan visi organisasi menjadi kenyataan.

5. Organisasi, terdepan untuk mengkomunikasikan core beliefs dalam perjalanan mewujudkan visi organisasi, dan terdepan untuk mewujudkan core values ke dalam perilakunya sepanjang perjalanan mewujudkan visi organisasi.

ING MADYA MANGUN KARSA (ALIGNING)

Seorang leader berasa di tengah bersama-sama dengan pengikutnya membangkitkan keyakinan dasar (core beliefs) dan nilai dasar (core values) agar para pengikutnya tetap bersemangat tinggi dalam perjalanan mewujudkan visi organisasi. Perjalanan untuk mewujudkan visi ibarat “swimming upstream”, merupakan perjalanan yang menguras enerji, berjangka panjang, dan penuh dengan rintangan. Meskipun leader telah secara jelas menggambarkan visi organisasi yang perlu diwujudkan di masa depan, namun jika dalam perjalanan mewujudkan visi tersebut dijumpai kegagalan, orang akan cenderung meragukan kebenaran visi dan orang akan mudah kembali ke cara berpikir dan bertindak lama yang telah dikenal sebelumnya. Oleh karena itu, tanpa core beliefs yang kuat terhadap visi yang telah dirumuskan, orang dapat kehilangan semangat dalam perjalanan untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, leader perlu menanamkan core beliefs kepada anggota organisasi untuk membangkitkan dan mempertahankan semangat anggota organisasi dalam perjalanan untuk mewujudkan visi organisasi.

Seorang leader memiliki kesediaan untuk menerima kegagalan yang dilakukan oleh pengikutnya. kesediaan ini memacu anggota organisasi untuk melakukan eksperimen suatu kegiatan yang sangat diperlukan dalam menciptakan improvement berkelanjutan terhadap sistem dan proses yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer. Tidak ada kegairahan untuk bereksprimen akan menyebabkan tidak jadinya improvement, dan tidak adanya improvement berarti tidak ada perubahan. Padahal perubahan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi di lingkungan bisnis yang turbulen.

TUT WURI HANDAYANI (MOTIVATING AND INSPIRING)

Seorang leader berada di belakang anggota organisasi untuk melakukan pemberdayaan terhadap pengikutnya melalui pendidikan, pelatihan, penyediaan teknologi memadai, serta dukungan. Dukungan seorang leader kepada pengikutnya dapat berupa sumber daya yang diperlukan oleh pengiut untuk mewujudkan visi dan dukungan moral berupa pemberian semangat kepada pengikut, jika mereka kekurangan atau kehilangan semangat dalam perjalanan panjang untuk mewujudkan visi organisasi.


http://tje-media.com/2008/05/kinerja-leadership-sebuah-perspektif-baru/

No comments:

Post a Comment